Jumat, 14 Februari 2014

makalah kimia tentang bensin kelas X SMA

MAKALAH KIMIA
BENSIN
Guru Pembimbing:              
Diajukan sebagai salah satu tugas kelompok semester II


Disusun Oleh :
Aan diana
X_1
UPTD SMA NEGERI 1 CIKIJING
Jl. Dewi Sartika No.7
 Cikijing – Majalengka 45466
Tahun Pelajaran
2012/2013



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “BENSIN & KOMPOSISINYA”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran kimia di SMA N 1 CIKIJING
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalh ini.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.


                                                                                                Cikijing,    21 Mei  2013

           Penulis             



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merambah kedalam banyak bidang ilmu pengetahuan, tidak terkecuali di bidang Teknik atau Engineering. Mekanisasi dan otomatisasi sangat diprioritaskan dalam aspek-aspek bidang teknik, terutama teknik mesin. Ini dimaksudkan agar memudahkan dalam mencapai tingkat praktis, efisien, dan presisius.
Kurikulum yang digunakan dalam bidang studi disusun sesuai dengan sasaran program studi dan berpedoman pada kurikulum yang berlaku secara nasional, merupakan rambu-rambu untuk menjamin mutu dan kemampuan sesuai dengan bidang studi yang di tempuh dan merupakan patokan proporsi terhadap kategori kelompok mata kuliah.
Kegiatan dan kemampuan belajar siswa dinilai secara berkala. Bentuk penilaian data berupa ujian, tugas dan pengamatan oleh dosen.Jadi selain memperhatikan hasil ujian,penilaian keberhasilan belajar siswa dapat juga didasarkan atas penilaian pelaksanaan tugas serta keikutsertanan dalam seminar, penulisan makalah, praktikum, pembuatan laporan, pembuatan rancangan atau tugas lain serta hasil pengamatan.
Berdasarkan penilaian ini kami melaporkan hasil praktikum. Laporan hasil praktikum setelah dipelajari, di teliti, dan di koreksi kami memaparkan melalui laporan tertulis.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering menggunakan sumber energi sebagai bahan bakar di antaranya: batu bara, bensin, minyak tanah, minyak diesel, solar LPG, lilin dsb. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari minyak bumi.
Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik (mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Dimana dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang. Laut yang didiami jasad renik berkulit keras sangat banyak jumlahnya jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga jumlahnya makin lama makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan dari sungai, atau batuan-batuan yang berasal dari pergeseran bumi. Di sini kemudian terjadi pembusukan oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan tinggi sedimen, maka setelah berjuta-juta tahun terbentuklah minyak bumi dan gas alam tersebut.
Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digunakan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (anrenewable).

Pada umumnya minyak bumi tampak hitam legam, pekat serta kurang menarik seperti pada contoh ini. Minyak bumi baru dapat digunakan sebagai bahan bakar minyak (BBM) maupun sebagai produk-produk lain setelah melalui proses pengolahan. Salah satunya adalah Bensin.
Pada makalah ini kami akan membahas tentang “BENSIN”

1.2. Pembatasan Masalah
Pada makalah indikator bensin ini diperlukan komponen – komponen yang memiliki ketentuan dan standarisasi sehingga didapati hasil yang sesuai
1.3. Tujuan
Secara garis besar tujuanpembuatan makalah ini, antara lain :
1. Sebagai salah satu tugas kelompok pelajaran kimia.
2. siswa dapat mengetahui dan memahami tentang sistem bensin
3. Siswa dituntut untuk meningkatkan keahlian, melakukan tugas dengan sebaik – baiknya dan melakukan prakteknya dapat berjalan dan selesai seperti yang diinginkan tanpa suatu kekurangan apapun.
1.4. Sistematika Penulisan dan Pembahasan.
Dalam penulisan makalah ini penulis melakukan pembahsan secara sistematis dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I berisi tentang latar belakang, batasan masalah, beserta tujuan penulis dalam membuat makalah mengenai bensin.
BAB II berisi tentang materi pendukung dan pengetahuan dasar serta segala materi mengenai bensin
BAB III berisi tentang kesimpulan.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Bensin
Salah satu bahan terpenting adalah bensin. Dipasaran bensin tersedi dalam berbagai jenis yaitu premium, premix dan pertamax yang mempunyai harga berbeda-beda sesuai dengan mutunya. Mutu bensin ditentukan oleh efektifitas pembakarannya dalam mesin. Bahan bakar yang baik bila didalam mesin tidak menimbulkan ketukan (knocking) atau mempunyai angka oktan/ angka efisien yang tinggi.
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermoto roda dua, tiga, atau empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis bensin, yaitu premium, petamax, dan peamax plus. Ketiganya mempunyai mutu atau peformance yang berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka, yaiu pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar dan dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu ”isooktana” dan n-hepatana. Kedua senyawa ini adalah dua diantara banyak macam senyawa yang tedapat dalam bensin. Isooktana menghasilkan ketukan palin sedikit dan dibei nilai oktan 100. sedangkan n-heptana menyebabkan keukan paling banyak.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, bearti mutu bahan bakar itu setara denagn campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana. Premium mempunyai nilai oktan 88. sedangakan pertamax plus mempunyai nilai 94.
            Seperti diketahui, bahan bakar minyak (BBM) mengambil porsi 52% dalam kebutuhan energi nasional. Sebagian besar BBM adalah bersubsidi, bahkan pada tahun 2006 besar subsidi berjumlah 60,6 triliun dan sekitar 43% kebutuhan BBM dalam negeri masih diimpor. (Timmas BBN, 2006). Pada tahun 2006 volume BBM mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2005, sebagai dampak Peraturan Presiden No. 5 tanggal 30 September 2005 yang menaikkan harga premium 188%, solar 20,5% dan minyak tanah 286%.

Bensin dan premium merupakan BBM peringkat kedua terbesar penggunaannya setelah minyak solar dengan kebutuhan yang meningkat dari tahun ke tahun. Dengan pertumbuhan sebesar 7%. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral RI memperkirakan kebutuhan bensin (premium) di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 21 juta kilometer.

Bensin mengandung energi kimia. Energi ini diubah menjadi energi panas melalui proses pembakaran (oksidasi) dengan udara didalam mesin atau motor bakar. Energi panas ini meningkatkan temperatur dan tekanan gas pada ruang bakar. Gas bertekanan tinggi tersebut berekspansi melawan mekanisme-mekanisme mesin. Ekspansi itu diubah oleh mekanisme link menjadi putaran carnkshaft sebagai output dari mesin tersebut. Selanjutnya carnkshaft dihubungkan kea system transmisi oleh sebuah poros untuk mentransmisikan daya atau energy putaran mekanis. Energi ini kemudian dimanfaatkan sesuai dengan keperluan, misalnya untuk menggerakkan roda motor atau mobil.

Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus dengan rumus kimia CnH2n+2, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan Cn. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hydrogen dan karbon saling terikat satu dengan lainya sehingga membentuk rantai.

Molekul hidrokarbon sengan panjang yang berbeda memiliki sifat dan kelakuan berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”, bertambahnya atom C dalam rantai tersebut membuatnya semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propane dan pbutana.Pada temperature dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas dengan titik didih masing-masing -107­o , -67o, -43o, dan -18oC. Berikutnya dari C5 sampai C18 berwujud cair dan mulai dari C19 keatas berwujud padat.

Di Indonesia terdapat beberapa bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ditemukan berdasarkan nilai RON (reserch octane number).
· Premium (RON 88) Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kuning jernih. Warna tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Umumnya, premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dan motor tempel. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.

· Pertamax (RON 92), Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi tanpa timbel (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan xatalytic converters.Pertamax Plus (RON 95), jenis BBM ini mempunyai nilai oktan tinggi (95). Pertamax dan Pertamax Plus dipasarkan sejak 10 Desember 2002. Pertamax Plus ditujuka untuk kendaraan berteknologi mutakhir yang mensyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio lebih besar dari 10,5 dan menggunakan teknologi electronic fuel injection (EFI), variable valve timing (VVT-I pada Toyota, VVT pada Suzuki, VTEC pada Honda dan VANOS/Valvetronic pada BMW), turbochargers, serta catalic converters

Untuk bensin sebagai istilah kimia, lihat Benzena.
Sebuah toples berisi bensin
Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan Kanada) adalah cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat digunakan sebagai pelarut, terutama karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat. Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan. Kadang-kadang, bensin juga dicampur dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif.
Kini bensin sudah hampir mejadi kebutuhan pokok masyarakat dunia yang semakin dinamis. Bahkan orang Amerika menggunakan 1,36 miliar liter bensin setiap hari.
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari Oktan setiap campuran. Di Indonesia, bensin diperdagangkan dalam dua kelompok besar: campuran standar, disebut premium, dan bensin super.

2.2.  Komposisi Bensin dan Bilangan Oktan
Angka okatan atau bilangan oktan adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan komposisi antara rantai lururs (n-heptana) dan rantai bercabang (isooktana). Karana komposisi bensin terdiri dari n-heptana dan isooktana, yang mempunyai struktur sebagai berikut
Description: http://zonaliakimiapasca.files.wordpress.com/2011/06/52.png?w=300&h=77
Bilangan oktan mempunyai nilai nol (untuk n-heptana) sampai seratus (untuk isooktana). Bensin perdagangan diantaranya premium dengan angka oktan 82 yaitu mengandung 82% iso oktana dan 18 % n-heptana.
Berdasarkan keterangan diatas,
a. Pertamax mempunyai nilai oktan 92, berarti terdiri dari ….% n-heptana dan ….% isooktana
b. Pertamax plus mempunyai bilangan oktan …. Yang terdiri dari 95 % isooktana dan ….% n-heptana.
2. Zat Additif Bensin
Bensin yang merupakan hasil penyulingan minyak bumi mempunyai bilangan oktan yang rendah(< 60), karena sebagian besar terdiri alkana rantai lurus. Bilangan oktan yang rendah dapat ditingkatkan dengan menambahkan zat additive anti ketukan yaitu yang memproses pengubahan alkana rantai lurus menjadi rantai bercabang. Zat anti ketukan yang sudah digunakan diantaranya adalah :
a. Tetra Etil Lead (TEL)
Rumus molekul Pb(C2H5)4 . TEL dilarang penggunaannya karena saat penggunaannya pada pembakaran bensin dapat menghasilkan oksida timah (PbO) yang menempel pada komponen mesin. Agar (PbO) tidak menempel penggunaan TEL (65%) ditambahkan dengan 1,2-dibromo etana dan 1,2-dikloro etana yang mengubah Pb menjadi PbBr2 (mudah menguap) yang keluar dari knalpot. Zat ini dapat mencemari udara dan jika masuk ke dalam tubuh akan mengakibatkan anemia, sakit kepala dan bila dalam kadar tinggi dapat menimbulkan kematian.
b. Ethyl Tertier Butil Ether (ETBE)
Rumus Molekul CH3O(C2H5)3
c. Tertier Amil Metil Eter (TAME)
Rumus molekul CH3 O (CH3) C2H5
d. Metil Tertier Butil Eter (MTBE)
Rumus Molekul CH3O(CH3)3
Additive yang paling banyak digunakan sampai saat ini. Namun penggunaannya juga dibatasi karena beracun dan penyebab kanker. Bensin premix menggunakan campuran MTBE dan TEL.
Gas buangan kendaraan yang mungkin menghasilkan CO, CO2, SO2 dan NOx. Gas COsangat berbahaya kalau terhirup terlalu banyak dapat menyebabkan kematian, sebab mengganggu proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin.
2.3. Sifat Kimia Bensin
Bensin atau solar merupakan bahan bakar tak terbarukan yang terbuat dari minyak bumi. Terbentuk dari sisa-sisa tanaman dan binatang (diatom) yang hidup ratusan juta yang disebut fosil. Sisa-sisa jasad renik inilah yang kemudian ditutupi dengan lapisan sedimen dari waktu ke waktu.
Dengan tekanan ekstrim dan suhu tinggi selama jutaan tahun, sisa organisme ini akan menjadi campuran hidrokarbon cair (senyawa kimia organik dari hidrogen dan karbon) yang kita sebut sebagai minyak mentah. Kilang memecah hidrokarbon ini menjadi produk yang berbeda. Pemilahan produknya ini termasuk diantaranya bensin, solar, residu, dan produk sejenis.
Karena dari fosil bumi maka jumlahnya lama kelamaan menipis otomatis harganya pun dari waktu kewaktu kian melambung tinggi. Apalagi yang disebut Bensin atau solar yang berkualitas tinggi, kelak harganya selangit dan kita berat menjangkaunya.Saat ini saja sudah tembus pada kisaran harga 9500 sampai 12000.
Sebagaimana sifat kimiawi tetap dari bensin atau solar itu sendiri bahwa pada saat bensin atau solar meninggalkan kilang minyak ( Refinery ) maka bensin atau solar tersebut mengalami perubahan, yaitu penurunan ( degradasi ) kualitas dan kehilangan energy potensialnya – yang disebabkan oleh proses oksidasi dan pertumbuhan mikroorganisme.
Pada awalnya bensin atau solar yang terdegradasi tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Dengan masa penyimpanan yang lama dan pengaruh lingkungan maka bensin atau solar akan berubah menjadi semacam pernis yang mengental. Bensin atau solar yang kualitasnya turun ini positif menimbulkan masalah serius pada kendaraan.
Jenis Bensin dan Oktan di Indonesia
  • Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88
  • Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.
  • Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.
  • Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100.
  • Primax 92, produksi Petronas yang memiliki Oktan 92.
  • Primax 95, produksi Petronas yang memiliki Oktan 95.
  • Super 92, produksi Shell yang memiliki Oktan 92.
  • Super Extra 95, produksi Shell yang memiliki Oktan 95.
Bensin dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain yaitu :
  1. Penyulingan langsung dari minyak bumi (bensin straight run), dimana kualitasnya tergantung pada susunan kimia dari bahan-bahan dasar. Bila mengandung banyak aromatik-aromatik dan napthen-naphten akan menghasilkan bensin yang tidak mengetok (anti knocking).
  2. Merengkah (cracking) dari hasil-hasil minyak bumi berat, misalnya dari minyak gas dan residu.
  3. Merengkah (retor ming) bensin berat dari kualitas yang kurang baik.
  4. Sintesis dari zat-zat berkarbon rendah.

Bensin biasanya digunakan sebagai :
  1. Bahan bakar motor
Sebagai bahan bakar motor ada beberapa sifat yang diperhatikan untuk menentukan baik atau tidaknya bensin tersebut.
Gangguan yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas didalam karburator dari sebuah motor yang disebabkan oleh adanya kadar yang terlalu tinggi dari fraksi-fraksi yang sangat ringan dalam bensin. Hal ini terutama disebabkan oleh terlalu banyaknya propana dan butana yang berasal dari bensin. Gelembung gelembung gas yang terdapat dalam keadaan tertentu dapat menutup lubang-lubang perecik yang sempit dan pengisian bensin akan terhenti.
  • Kecendrungan mengetok (knocking)
Ketika rasio tekanan dari motor relatif tinggi, pembakaran bisa menyebabkan peletusan (peledakan) didalam silinder, sehingga :
- Timbulnya kebisingan knock
- Kekuatan berkurang
- Menyebabkan kerusakan mesin
Hidrokarbon rantai bercabang dan aromatik sangat mengurangi kecendrungan dari bahan bakar yang menyebabkan knocking, misalnya 2,2,4 -trimetil pentana (iso-oktan) adalah anti knock fuels. Harga yang tinggi dari bilangan oktan mengakibatkan makin baik melawan knocking. Mesin automibil modern memerlukan bahan bakar dengan bilangan oktan antara 90 dan 140, semakin tinggi rasio penekanan (compression) maka diperlukan bilangan oktan yang tinggi pula. Bilangan oktan dapat dinaikkan dengan menambahkan beberapa substansi, antara lain fefraefyl lead (TEL) dan feframefyl lead (l-MI) yang ditambahkan dalam bensin dengan kuantitas yang kecil karena dikuatirkan apabila ditambahkan terlalu banyak efek timah bagi lingkungan. TEL (Pb(C2Hs)4) dibuat dari campuran timah hitam dengan natrium dan eti!klorida, reaksinya :
Pb + 4Na + 4C2H5Cl -> Pb(C2H5)4 + 4 NaCl
  • Keadaan “damar” dan stabilitas penyimpanan
Damar dapat terbentuk karena adanya alkena-alkena yang mempunyai satu ikatan ganda sehingga berpotensi untuk berpolirherisasi membentuk molekulmolekul yang lebih besar. Pembentukan damar ini dipercepat oleh adanya zat asam di udara, seperti peroksiden. Kerugian yang disebabkan oleh pembentukan damar ini antara lain :
  • Bahan ini dapat menempel pada beberapa tempat dalam motor, antara lain saluran- saluran gas dan pada kutub yang dapat mengakibatkan kerusakan pada motor.
  • Menurunkan bilangan oktan karena hilangnya alkena-alkena dari bensin.
Pembentukan damar dapat dicegah dengan penambahan senyawa-senyawa dari tipe poliphenol dan aminophenol, seperti hidroquinon dan p-aminophen.
Jika dalam bensin terdapat prosentasi yang tinggi dari aromatik-aromatik tertentu maka pada waktu pendinginan, aromatik itu akan mengkristal dari mengakibatkan tertutupnya lubang-lubang alai penyemprotan dalam karburator. Titik beku ini terutama dipengaruhi oleh benzen (titik beku benzen murni ± 5ºC).
  • Kadar belerang
Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang terlalu tinggi, adalah :
- Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.
- Mengakibatkan korosi dari bagian-bagi
2.4. Proses Pembuatan BBM (Bensin, Solar, Avtur, Minyak tanah)
            Bahan Bakar Minyak adalah salah satu produk kimia yang paling sukses di dunia, produk ini mulai diperkenalkan setelah penemuan mesin Carnot (berbahan bakar Bensin) dan Mesin Diesel (awalnya berbahan bakar minyak dari kacang kemudian diganti dengan Automotive Diesel Oil atau lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan minyak solar). Dua mesin ini berguna untuk penggerak kendaraan pengganti kereta kuda dan kereta api uap.
            Saat ini penggunaan BBM didominasi oleh penggunaan bensin untuk keperluan kendaraan pribadi berupa mobil dan motor. Minyak diesel juga banyak dipakai oleh PLN sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) khususnya untuk pembangkitan di luar pulau Jawa dan Bali. Keunggulan PLTD ini adalah dapat dimatikan dan dihidupkan secara cepat dan mudah, seperti halnya kita men-starter mobil/motor. Kenapa harus PLTD? Karena, masyarkat di luar jawa jauh lebih banyak menggunakan listrik di waktu malam saja untuk penerangan dan melihat TV. Ini jauh berbeda dengan masyarakat di Jawa, dimana pemakaian di waktu siang dan malam-malam tidak begitu berbeda, karena siang hari listrik dipakai untuk mesin pabrik dan AC perkantoran.

Berikut skema proses pembuatan BBM:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDEk-2HkX8fzOB2YZlO1B3XG5FXi6MgCv9hnw-C9MjSxeDEmpGQZNazxrGDtggS3sdDOD8Ak1WpQA3q7sY2KB2li5az9g2XfmrMhHAdyMdrUUy0IXqCedl1t7gjI1XwoeBn0IT79I36zA/s400/Proses+Pembuatan+BBM.gif
Proses diawali dengan pencarian minyak bumi, lalu kalau sudah ketemu minyaknya dan isinya cukup banyak, dilanjutkan dengan pemompaan. Tentunya prosesnya tak hanya dipompa saja, setelah itu masih perlu pemisahan dengan air dan kotoran lainnya. Untuk sumur-sumur yang sudah tua dan hasil minyak sudah menurun, perlu ditambahkan teknologi untuk mengambil sisa-sisa minyak yang masih terperangkap di batu-batuan. Teknologinya disebut Enhanched Oil Recovery bisa dengan penambahan uap panas, cairan surfaktan, gas Karbon Dioksida atau bahan kimia lain.

Kemudian minyak bumi diangkut ke pabrik pengolahan minyak bumi (kilang), disana minyak akan dipisahkan dengan penyulingan I (Distilasi), yang akan menghasilkan 3 produk yaitu Fraksi LPG I, Fraksi Sedang I, dan Fraksi Berat I.

Fraksi LPG dari penyulingan I sebagian masuk reaktor Isomerisasi menjadi Bensin, sebagian lagi masuk ke reaktor Reforming menjadi bensin dan kondensat.

Fraksi sedang I masuk reaktor hydroteating menjadi minyak tanah, avtur dan minyak diesel/solar.

Lalu Fraksi berat I masuk Alat Penyulingan/Distilasi II menghasilkan Fraksi LPG II, Fraksi Sedang II, dan Fraksi Berat II. Fraksi LPG II inilah yang banyak kita pakai untuk masak di dapur sekarang ini.

Fraksi sedang 2 sebagian masuk reaktor Hidrocracking kemudian menghasilkan minyak tanah, avtur dan minyak diesel/solar.

Fraksi Berat 2 kemudian masuk proses Coking yang menghasilkan dua produk yaitu aspal dan petroleum Coke (petcoke/kokas). Kokas ini juga bisa sebagai bahan bakar padat seperti batu bara.

Sekian cerita proses pembuatan BBM ini, begitu mudah ternyata.

2.5. Kualitas Bensin
            Bensin atau sering disebut gasoline terdiri dari campuran isomer heptana dan oktana. Merupakan salah satu fraksi minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar mesin dan kendaraan bermotor.
Mutu bensin ditentukan ditentukan oleh jumlah ketukan (knocking) pada mesin yang ditimbulkan. Jumlah ketukannya dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin tinggi mutu bensin, berarti jumlah ketukan semakin sedikit dan nilai oktannya semakin tinggi. Sebagai pembanding dalam penentuan nilai oktan pada bensin digunakan nilai n –heptana dan isooktana. Isooktana memberikan ketukan paing sedikit diberi nilai oktan 100 dan n-heptana menghasilkan ketukan paling sedikit diberi nilai oktan nol ( 0 ). Dengan demikian bila suatu bensin mempunyai nilai oktan 80 artinya sebanding dengan 80% isooktana dan 20% n-heptana.
            Salah satu jenis bensin, misalnya premix mempunyai nilai oktan 94 dan premium mempunyai nilai oktan 80 – 85 sedangkan super TT mempunyai nilai oktan 98. Bensin pada umumnya banyak menimbulkan ketukan karena sebagian besar bensin yang merupakan hasil penyulingan terdiri dari alkana rantai lurus. Bensin yang berantai hidrokarbon lurus kualitasnya kurang baik karena mengakibatkan penyalakan/ ketukan / knocking pada mesin sehingga mesin cepat rusak. Namun knocking dapat dikurangi dengan menambahkan TEL (Tetra Ethyl Lead) karena zat tersebut dapat meningkatkan nilai oktan pada bensin. Tetapi kekurangan TEL adalah dihasillkan logam timbal yang berbahaya bagi makhluk hidup dalam dosis yang tinggi serta menghasilkan oksida timah hitam yang keluar bersama asap kendaraan bermotor atau menempel pada mesin. Sehingga sebagai alternatif dapat digunakan MTBE (Methyl Tersier Buthyl Ether).
Struktur dari TEL dan MTBE adalah sebagai berikut :

2.6. Kandungan Bensin dan Solar

Niken Sasmaya5:15 AM. Tuesday, May 27, 2008
Pemantauan kualitas bahan bakar bensin dan solar di 20 kota di Indonesia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan setiap tahun secara rutin. Dimana dalam kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas dan mengontrol bahan bakar yang ada di Indonesia. Adapun kota-kota tersebut adalah Jakarta, Medan, Palembang, Padang, Pekanbaru, Batam, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Lombok, Kupang, Banjarmasin, Balikpapan, Makasar,Manado, Palu, Ambon dan Sorong. Parameter yang di uji untuk jenis bensin adalah Angka octane, Timbel (Pb) dan untuk jenis solar adalah indeks setan, Belerang, Sulfur karakteristik distilasi. Hasil pemantauan kualitas bahan bakar di 20 kota di Indonesia yang diambil dari 87 SPBU di Indonesia yang meliputi 173 unit dengan komposisi bensin jenis Premium sebanyak 87 contoh uji dan untuk solar sebanyak 86 contoh uji. Analisis bensin dan solar tersebut adalah : 1. timbel (Pb)
Dimana kota Palembang merupakan kota yang mengandung kadar timbel (Pb) yaitu (0,149 g/l), Yogyakarta (0,070 g/l), Semarang (0,051 g/l), Batam (0,015 g/l), dan Denpasar (0,020 g/l) dimana standart yang diperbolehkan yaitu 0,013 g/l.
2. Angka octane (RON)
Rata-rata RON pada bensin dari 20 kota adalah 89,4, adapun range dari angka oktan tersebut adalah minimum 87,90 dan maksimum 91,70. Dapat dikatakan bahwa RON pada bensin jenis premium di Indonesia telah cukup baik. Berdasarkan hasil pemantauan, angka oktana cukup baik (di dasarkan pada spesifikasi yang dikeluarkan oleh Dirjen Migas) terkecuali ada 1 contoh uji yang diambil dari salah satu SPBU di kota Semarang yang menunjukkan bilangan oktan tidak mencapai 88 tetapi hanya 87,90.
3. Kadar Belerang dalam Solar
Untuk jenis solar, rata-rata kandungan belerang adalah 1.561 ppm dnegan range minimum 700 ppm sampai dengan maksimum 3.300 ppm. Ada beberapa kota yang mengalami kenaikan rata-rata belerang dalam bensin yaitu Jakarta, Batam, Palembang dan Yogyakarta, dan juga terjadi penurunan kadar belerang dalam solar yang cukup signifikan yaitu Bandung, Surabaya dan Makasar.
4. Indeks Setana
Untuk indeks setana rata-rata 54,5 dengan range minimum 47 dan maxsimum 67. Angka ini sekalipun sesuai dengan spesifikasi yang di keluarkan oleh Dirjen Migas, Dept. ESDM, harus ditingkatkan apabila ingin memperbaiki kualitas udara. Angka setana selain mempengaruhi emisi kendaraan dan konsumsi bahan bakar juga berpengaruh secara signifikan terhadap emisi Nox terutama pada beban rendah. Peningkatan angka setana dari 50 menjadi 58 akan menurunkan 26% emisi hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO). Dalam kaitanya dengan konsumsi bahan bakar, kenikan angka setana akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan juga kebisingan mesin.
5. Karakter Distilasi
Temperatur destilasi menyatakan volatilitas atau kecenderungan suatu cairan untuk berubah menjadi gas. Destilasi minyak solar juga mempengaruhi viskositas, titik nyala, titik swanyala, angka setana dan densitas dari minyak solar. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas bahan bakar di 20 kota tahun 2006, rata-rata distilasi dari minyak solar di Indonesia adalah 60 (% v/v). Agar masyarakat juga mengetahui kualitas bahan bakar bensin dan solar di 20 kota tersebut maka telah di lakukan pengumuman terhadap kualitas bahan bakar tersebut pada tanggal 6 September 2006 di Hotel Dharmawangsa Jakarta. Pada acara tersebut telah menghadirkan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri Perhubungan dan Dirjen komunikasi dan Telematika Departemen Perindustrian dan Kepala Lemigas Departemen Energi Sumber Daya Mineral.
Telah di keluarkanya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lainb. Telah di keluarkanya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain
Konsumsi dan Komposisi Bensin Nasional
PERTAMINA dan beberapa distributor swasta menjual beberapa jenis bensin yaitu :
 No.
Jenis Bensin
Nilai
Oktan
Harga jual
Per-liter (Rp.)
Keterangan
1.
Premium
88
1000
Mengandung Pb
2.
Premix
94
1300
Mengandung Pb
3.
Super TT
98
1400
Tidak mengandung Pb
4.
Bahan Bakar
2Langkah (BB2L)
80
900
Tidak mengandung Pb

 Konsumsi bensin nasional mencapai 11 juta Kl pada tahun 1999 (190.000 bbl/hari). Konsumsi premium sebesar 90 % sedangkan 10 % lagi Premix dan jenis lainnya. Super TT diproduksi di Kilang Balongan sebesar 4464 bbl/hari (tahun 1994). Pertumbuhan konsumsi Premix dan Super TT sebesar 15 % per-tahun.
Premix dihasilkan dari Premium ditambah MTBE 10 % dari volume pencampuran. Sedangkan Premium dihasilkan dari MOGAS oktan 80 ditambah TEL sebanyak 3-4 cc/US Gallon. Nilai import TEL Indonesia pada tahun 1995 sebesar US$ 47,5 juta. Penghilangan TEL memaksa PERTAMINA untuk mengimpor HOMC sebesar 35 MBSD atau senilai US$ 530 juta (pada tahun 2000) sebelum reformer berproduksi.
MTBE (Methyl Tertiary Buthil Ether) adalah sejenis oksigenat yang sama dengan Methanol, Ethanol atau ETBE (Ethyl Tertiary Buthyl Ether). MTBE sudah dikenal dan dipakai secara luas di dunia karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan oksigenat lain. Perkembangan terakhir di California (USA) penggunaan MTBE dilarang karena telah terbukti mencemari air tanah dan saat ini EPA (Environment Protection Agency – USA) mulai merekomendasikan pemanfaatan oksigenat lain di luar MTBE.



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
*      Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika Serikat dan Kanada) adalah cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat digunakan sebagai pelarut, terutama karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat. Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan. Kadang-kadang, bensin juga dicampur dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif.
*      Seperti diketahui, bahan bakar minyak (BBM) mengambil porsi 52% dalam kebutuhan energi nasional. Sebagian besar BBM adalah bersubsidi, bahkan pada tahun 2006 besar subsidi berjumlah 60,6 triliun dan sekitar 43% kebutuhan BBM dalam negeri masih diimpor. (Timmas BBN, 2006). Pada tahun 2006 volume BBM mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2005, sebagai dampak Peraturan Presiden No. 5 tanggal 30 September 2005 yang menaikkan harga premium 188%, solar 20,5% dan minyak tanah 286%.

*      Di Indonesia terdapat beberapa bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ditemukan berdasarkan nilai RON (reserch octane number).
· Premium (RON 88) Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kuning jernih. Warna tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Umumnya, premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dan motor tempel. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol



DAFTAR PUSTAKA


Chang, Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill
Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV Media Karya Putra.
Mc.Duell,Bob.1995.A level chemistry. Edisi Revisi. London:Letts Educational
Mc.Murry. john dan Robert C.Fay.1998.Chemistry Edisi ke-2. New Jersey: Prentice.Hall International
Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga.




3 komentar: