MAKALAH
KIMIA
“penggunaan
Minyak Bumi &
Dampaknya”
Guru
Pembimbing:
Diajukan
sebagai salah satu tugas kelompok semester II
Disusun
Oleh :
AAN DIANA
X_1
UPTD
SMA NEGERI 1 CIKIJING
Jl.
Dewi Sartika No.7 Cikijing – Majalengka 45466
Tahun
Pelajaran 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Produk Hasil Pengolahan Minyak Bumi dan Dampak yang Ditimbulkannya”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran kimia di SMA N 1 KARANGTENGAH.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1.
Bapak Drs. Sajiddin Selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Cikijing
2.
Guru pengampu kimia kelas X-1 SMA N 1 Cikijing
3. Rekan-rekan
semua kelas X-1 SMA N 1 Cikijing
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada
keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian
yang besar kepada penulis, semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Cikijing, 21
Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman.
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang.................................................................................................................
iii
1.2.Tujuan
Penulisan..............................................................................................................
iv
1.3.Manfa’at...........................................................................................................................
iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Minyak
Bumi....................................................................................................................
1
2.2.Komposisi Minyak Bumi..................................................................................................
2 2.3.Dampak Negatif
Penggunaan Minyak Bumi..................................................................................................... 4
2.4.Dampak Pembakaran Bensin yang
tidak Sempurna ........................................................ 6
2.5.Polusi Udara Akibat Pembakaran
Bahan Bakar Fosil......................................................
7
BAB
III PENUTUP
3.1.Kesimpulan...........................................................................................................
11
3.2.Saran.....................................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Minyak bumi (Crude Oil) dan gas alam merupakan senyawa
hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki
jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing.
Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan
selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan
mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), permintaan
minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan meningkat
sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh rata-rata
1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020), permintaan naik
menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta bph.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting
untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber
eneri yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini
dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang
peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak
bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk
memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal
dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh
karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan
bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil
ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a.
Dapat mengetahui serta mendalami
pengetahuan penulis terkait minyak bumi.
b.
Dapat mengetahui Produk dari hasil
pengolahan minyak bumi
c.
Dapat mengetahui dampak yang
ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi yang tidak sempurna
1.3
Manfaat
Produk hasil pengolahan minyak bumi bermanfaat untuk kebutuhan hidup manusia
misalnya bensin, solar, minyak, pelumas dan lain sebagainya. Dan
pembakaran yang tidak sempurna dari minyak bumi akan mengakibatkan dampak yang
buruk bagi lingkungan dan tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai
macam hidrokarbon, jenis molekul yang
paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus
maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks
seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi
mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik
dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah
hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya
hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Pada
umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun
molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18)
akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20)
sampai heksadekana (C16H34)
akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan
disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar
lagi, misalnya parafin
wax mempunyai 25 atom
karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom
karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin,
butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada
bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada
musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di
beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah
tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar transportasi
maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah
hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya,
dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri
yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar
karbon-6 yang disebut cincin
benzena,
dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas
dipisahkan dengan distilasi
fraksional
di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet,
kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai
sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia
C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:[14]
2 C8H18(l) + 25 O2(g)
→ 16 CO2(g) + 18 H2O(g)
+ 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti
di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi
gas, dan kemudian bisa
dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi
atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun.
Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam
mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga
mengandung molekul nitrogen
oksida
yang dapat menimbulkan asbut.
2.2 Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi dikelompokkan
ke dalam empat kelompok, yaitu:
1. Hidrokarbon Jenuh (alkana)
-
Dikenal dengan alkana atau parafin
-
Keberadaan rantai lurus sebagai
komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
-
Senyawa penyusun diantaranya:
a.
Metana CH4
b. etana CH3 CH3
c.
propana CH3 CH2
CH3
d. butana CH3 (CH2)2
CH3
e.
n-heptana CH3 (CH2)5
CH3
f.
iso oktana CH3 - C(CH3)2
CH2 CH (CH3)2
2. Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
-
Dikenal dengan alkena
-
Keberadaannya hanya sedikit
-
Senyawa penyusunnya:
a.
Etena, CH2 CH2
b. Propena, CH2 CH CH3
c.
Butena, CH2 CH CH2
CH3
3. Hidrokarbon Jenuh berantai siklik
(sikloalkana)
-
Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
-
Keberadaannya lebih sedikit
dibanding alkana
-
Senyawa penyusunnya :
Siklopropana
Siklopentana
Siklobutana
Siklopheksana
4. Hidrokarbon aromatik
-
Dikenal sebagai seri aromatik
-
Keberadaannya sebagai komponen yang
kecil/sedikit
-
Senyawa penyusunannya:
a. Naftalena
b. Benzena
b. Antrasena
d. Toluena
5. Senyawa Lain
-
Keberadaannya sangat sedikit sekali
-
Senyawa yang mungkin ada dalam
minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)
2.3 Dampak Negatif Penggunaan Minyak
Bumi
Karbo Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit dideteksi. Padahal gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat. Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm dapat menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah.
Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih kuat 250 kali dibandingkan dengan HbO. Akibatnya Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian. Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak bumi.
Karbon Dioksida (CO2)
Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun batu bara. Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik, berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita
Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia, sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2 menyebabkan sinar inframerah dari matahari diserap oleh bumi dan benda-benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer. Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect.
Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat menyengat dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industri pertambangan. Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu bara. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan asam.
Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini
memiliki pH < 5, sehingga menyebabkan sangat korosif terhadap logam dan
berbahaya bagi kesehatan. Di samping menyebabkan hujan asam, oksida belerang
baik SO2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat pernapasan masuk ke paru-paru
juga akan membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang sangat berbahaya bagi
kesehatan pernapasan, khususnya paru-paru.
Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab hujan asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan karena gas nitrogen ikut terbakar bersama dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi.
Pada saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas NO2. Gas NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam nitrat yang sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat menyebabkan terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya kanker. Jika menghirup gas NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian. Sebagai pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap ditambahkan katalis logam nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip kerjanya adalah mengubah gas buang yang mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.
2.4 Dampak Pembakaran
Bensin Yang Tidak Sempurna Terhadap Lingkungan
Pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat
mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang
menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon
monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat
pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun.
- Dampak terhadap lingkungan
Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem
transportasi yang tidak "sustainable" dapat dibagi dalam 2 kelompok
besar yaitu dampak terhadap lingkungan udara dan dampak terhadap lingkungan
air.
Kualitas udara perkotaan sangat menurun akibat
tingginya aktivitas transportasi. Dampak yang timbul meliputi meningkatnya
konsentrasi pencemar konservatif yang meliputi: · Karbon monoksida (CO) ·
Oksida sulfur (SOx) · Oksida nitrogen (NOx) · Hidrokarbon (HC) · Timbal (Pb) · Ozon
perkotaan (O3) · Partikulat (debu) Perubahan kualitas udara perkotaan telah
diamati secara menerus di beberapa kota baik oleh Bapedalda maupun oleh BMG.
Secara tidak langsung, kegiatan transportasi akan memberikan
dampak terhadap lingkungan air terutama melalui air buangan dari jalan raya.
Air yang terbuang dari jalan raya, terutama terbawa oleh air hujan, akan
mengandung bocoran bahan bakar dan juga larutan dari pencemar udara yang
tercampur dengan air tersebut.
-
Dampak terhadap kesehatan
Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan
dari dampak terhadap lingkungan udara. Tingginya kadar timbal dalam udara
perkotaan telah mengakibatkan tingginya kadar timbal dalam darah.
-
Dampak terhadap ekonomi
Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak
turunan terutama dari adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi
akan semakin bertambah dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang
dihabiskan dalam perjalanan sehari-hari. Akibat dari tingginya kemacetan dan
waktu yang dihabiskan di perjalanan, maka waktu kerja semakin menurun dan
akibatnya produktivitas juga berkurang.
2.5.
Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil
1.
Sumber Bahan Pencemaran
a. Pembakaran Tidak Sempurna
b. Menghasilkan asap yang mengandung
gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar
(hidroksida).
c. Pengotor dalam Bahan Bakar
d. Bahan bakar fosil mengandung sedikit
belerang yang akan menghasilkan oksida belerang (SO2 atau SO3).
e. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan
Bakar
f. Bensin yang ditambahi tetraethyllead
(TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah hitam
berupa PbBr2.
2. Asap
Buang Kendaraan Bermotor
a.
Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida
tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di
udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut
pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak
diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit
pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui
pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk
karboksihemoglobin (COHb).
CO
+ Hb → COHb
Hemoglobin
seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke
sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2
+ Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon monoksida.
CO
+ O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Cara
mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam
saluran pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan
menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat
(lebih berbahaya). Oksida belerang dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan
terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx.
Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara
langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar
lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan
berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan
tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan
terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan
timbel, seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi.
Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3.
Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal
dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot
kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi
suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina).
Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi
dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gasnitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas racun gas tak beracun Pada bagian berikutnya,
hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon
dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan
menggunakan bensin tanpa timbel.
4.Efek
Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap
air, metana, dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan
sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena
itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan
menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang
dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu
permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer,
suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa
efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi,
peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi
menjadi terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5.
Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7).
Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang
terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Asam
Karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b.
Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan
bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut
dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c.
Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB III
P E N U T U P
3.1.
Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi
kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam
alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak
bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri
kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut
petrokimia.
Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan
bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu.
Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan
menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara
dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup
tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon
monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat
pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi
menurun.
3.2 Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya
lama, maka kita harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak
cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak
negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA
Chang,
Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill
Departemen
pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka
Ika
Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV
Media Karya Putra.
Mc.Duell,Bob.1995.A
level chemistry. Edisi Revisi. London:Letts Educational
Mc.Murry.
john dan Robert C.Fay.1998.Chemistry Edisi ke-2. New Jersey: Prentice.Hall
International
Purba
Michael. 2004. Kimia Untuk SMA : Jakarta. PT Erlangga.
thanks bro, minta dikit dikit ya buat jadi bahan baru makalah
BalasHapusijiin copas some of part. tx for sharing
BalasHapus