KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah praktikum dan
menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan praktikum.
Laporan
praktikum ini adalah sebuah laporan yang kami buat setelah kami melakukan
praktikum mengenai Metabolisme. Laporan tersebut kami susun dengan
sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang sebenarnya.
Kami juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam
proses kegiatan praktikum ini.terutama pada guru pembimbing yang sekaligus
menjadi guru mata pelajaran biologi Ibu Etik,yang telah
memberi bimbingan dan arahan kepada kami. Tak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah membantu saat
praktikum berlangsung.
Akhirnya,semoga
laporan praktikum ini bermanfaat untuk penlitian lanjutan. Kami menyadari
sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu,kami akan menerima
jika ada saran maupun kritik terhadap laporan praktikum yang telah kami susun
ini .
Cikijing, 17 Nopember
2014
Penyusun
PRAKTIKUM
METABOLISME
Praktikum ke-1
“FOTOSINTESIS”
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang :
Fotosintesis berasal dari kata foton
yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi
fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunansenyawa kimia
kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahayaalami adalah
matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu
dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas
beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang
berbeda,sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis
juga berbeda.Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks,
proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh
klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air,dan karbon dioksida .Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu.
Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air,dan karbon dioksida .Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu.
Organisme yang demikian disebut
kemoautotrof, karena menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa
organik dari senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri
dilakukan oleh organisme autotrof yang seringkali disebut dengan organisme
fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan
energi yang berasal dari cahaya matahari Fotosintesis sering didefinisikan
sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan karbondioksida serta air yang
dilakukan sel-sel yang berklorofildengan adanya cahaya matahari yang disebabkan
oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan
suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun
dengan bantuan cahaya matahari.
Organisasi dan fungsi suatu sel
hidup bergantung pada persediaan energy yang tak henti-hentinya. Sumber energi
ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme
heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri,hidup dan tumbuh dengan memasukan
molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya. Oleh karena itu, kami mengadakan
eksperimen untuk mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari dan
suhu terhadap tanaman hydrilla.
2. Rumusan
Masalah :
Bagaimanakah pengaruh cahaya
matahari dan suhu terhadap proses fotosintesis pada tanaman hydrilla?
3. Tujuan
:
- Menyelidiki factor yang mempengaruhi
fotosintesis
- Mengamati zat yang dihasilkan dari
peristiwa fotosintesis
Teori Dasar :
Dalam beberapa aspek fisiologi
tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan dan hewan
pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda.
Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan
tetap tinggal (tidak bergerak) dan memproduksi makanannya sendiri,
menggantungkan diri pada apa yang dapat dia peroleh dari lingkungannya sampai
batas batas yang tersedia. Hewan sebagian besar bergerak, harus mencari
makanan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan harus menjaga
integritas mekaniknya untuk hidup dan pertumbuhan.
Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya
teroglong pada organisme autotrof, yaitu golongan makhluk yang dapat
mensintesis sendiri senyawa-senyawa organic yang dibutuhkannya. Senyawa
organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari
proses fotosintesis. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjai energy kimia
dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi
CO2 menjadi glukosa.
Glukosa yang dihasilkan bila tidak
segera diangkut akan mengalami kondensasi menjadi amilum yang disimpan dalam
plastida. Pigmen daun sebenarnya terdiri atas beberapa jenis antara lain:
klorofil a, klorofil b dan karotenoid. Pigmen inilah yang berfungsi untuk menyerap
cahaya matahari. Tenaga eksitasi yang diperoleh klorofil digunakan untuk
memecah molekul air menjadi hidrogen dan oksigen yang dibebskan ke
atmosfer dan peristiwa ini disebut peristiwa fotolisis air.
Proses fotosintesis dalam klorofi
terjadi dua tahap, yaitu :
1.
Reaksi
terang (Fotolisis).
Dalam reaksi
inni klorofil menyerap cahaya merah, energi yang ditangkap oleh klorofil digunakan untuk memecahmolekul air yang
mengakibatkan molekul air pecah menjadi hydrogen dsan oksigen.
2. Reaksi gelap (Fiksasi)
Dalam reaksi ini
terjadi pengikatan CO2 didalam daun. CO2 ini akan
berlangsung dengan ion hydrogen yang dihasilkan dari reaksi terang, membentuk
glukosa.
Dalam fotosintesis terdapat beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
1) Cahaya, merupakan sumber energi
untuk fotosintesis.Energi yang diserap tumbuhan tergantung pada intensitas
sumber cahaya, panjang gelombang cahaya, dan lama penyinaran. Semakin tinggi
intensitas cahaya matahari maka semakin banyak cahaya yang diserap oleh
klorofil, sehingga laju fotosintesis meningkat.
2) Konsentrasi CO2, jika
konsentraso CO2 tidak mencukupi maka laju fotosintesis akan turun.
3) Suhu, mempengaruhi kerja enzim untuk
fotosintesis, Bila suhu naik 100 C, kerja enzim meningkat 2x lipat.
4) O2, kenaikkan kadar O2
dapat menghambat fotosintesis karena O2 merupakan komponen untuk
respirasi.
5) Kandungan klorofil, daun yang
menguning berarti kadar klorofl berkurang. Ini akan menurunkan laju
fotosintesis.
BAB II
METODE PENELITIAN
Alat dan
Bahan :
NO
|
Nama
Alat dan Bahan
|
jumlah
|
1
|
Termometer 110°c
|
1
buah
|
2
|
Gelas
kimia 600 ml
|
1
buah
|
3
|
Corong
100 ml
|
1
buah
|
4
|
Tabung
reaksi
|
1
buah
|
5
|
Kawat
yang mudah di bengkokkan
|
3
buah
|
6
|
Soda
kue
|
5
gram
|
7
|
Es
batu
|
Secukupnya
|
8
|
Air
hangat 40°c
|
Secukupnya
|
9
|
Tanaman
air, hydrilla sp.
|
Secukupnya
|
Langkah Kerja :
- Susunlah
gelas kimia 600 ml, corong dan tabung reaksi.
- Gunakan
3 buah kawat untuk menyangga corong atau corong di beri pengganjal.
- Pasanglah hydrilla pada batu pemberat.
- Masukkan
alat dan hydrilla kedalam ember
berisi air
- Rangkailah
alat sampai seluruhnya terisi air tanpa gelembung udara, lalau angkatlah.
Buatlah 5 set untuk 5 macam perlakuan, yaitu :
- Disimpan
di tempat teduh.
- Disimpan
di tempat dengan cahaya matahari.
- Disimpan
di tempat dengan cahaya matahari dan di beri soda kue 0.5 sendok teh.
- Disimpan
di tempat dengan cahaya matahari dan di beri es sehingga suhunya 20°c.
- Disimpan
di tempat dengan cahaya matahari dan di beri air hangat sehingga 40°c.
- Biarkan
selama 15 menit.
- Lalu
catatlah hasil data pengamatannya.
Hasil Pengamatan :
Di tempat terang (
terkena sinar matahari ) waktunya yaitu 3x per 15 menit.
- Air
biasa
5
menit pertama
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
1
|
1
gelembung
|
2
|
1
gelembung
|
3
|
2
gelembung
|
5
menit kedua
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
2
|
1
gelembung
|
4
|
3
gelembung
|
5
menit ketiga
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
5
|
2
gelembung
|
- Air
hangat 40°c
5
menit pertama
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
1
|
1
gelembung
|
3
|
1
gelembung
|
5
|
1
gelembung
|
5
menit kedua
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
1
|
1
gelenbung
|
5
menit ketiga
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
1
|
1
gelembung
|
- Air
dingin 20°c
5menit
pertama
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
5
|
1
gelembung
|
5
menit kedua
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
3
|
1
gelembung
|
4
|
3
gelembung
|
5
menit ketiga
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
1
|
1
gelembung
|
- Soda
kue
5
menit pertama
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
5
|
1
gelembung
|
5
menit kedua
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
5
|
1
gelembung
|
5
menit ketiga
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
-
|
-
|
Di tempat teduh ( tidak
terkena sinar matahari ) waktunya yaitu 3x per 15 menit.
5
menit pertama
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
-
|
-
|
5
menit kedua
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
-
|
-
|
5
menit ketiga
|
|
Menit
ke -
|
Banyaknya
gelembung
|
5
|
1
gelembung
|
Analisis Data :
Klasifikasi
Divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Liliopsida
Ordo :
Hydrocharitales
Familia : Hydrocharitaceae
Genus
: Hydrilla
Spesies
: Hydrilla verticillata
Pada percobaan tentang fotosintesis yang telah dilakukan, terlihat
gelembung-gelembung udara yang muncul dari ujung batang tanaman Hydrilla
verticillata yang diletakkan terbalik pada becker glass.
Gelembung-gelembung tersebut menghasilkan jumlah dan kecepatan yang berbeda
dari ketiga perlakuan tersebut yaitu dengan medium air, air yang ditambah air
hangat, air yang ditambah air dingin,dan air yang ditambah soda kue pada keadaan terang, dan teduh.
Pada
percobaan fotosintesis yang telah dilakukan, dapat diamati bahwa adanya
perbedaan jumlah gelembung yang keluar dari ujung batang tanaman Hydrilla
verticillata yang dimasukan ke dalam corong kaca di dalam beaker glass.
Keluarnya gelembung – gelembung itu pun terjadi dalam kecepatan yang berbeda
pada semua perlakuan. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan
intensitas cahaya pada medium yang di gunakan.
1. Pada
medium air
Dari hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa proses fotosintesis dengan percobaan
menggunakan medium air pada kondisi cahaya yang berbeda menghasilkan jumlah dan
kecepatan munculnya gelembung yang berbeda pula. Pada percobaan ditempat
terang, jumlah gelembung pada 5 menit pertama menghasilkan 3 gelembung, pada 5
menit kedua menghasilkan 2 gelembung, pada 5 menit ketiga tidak menghasilkan
gelembung satu pun.
Sedangkan
pada tempat gelap kecepatan proses fotosintesis terjadi sangat lambat sehingga
gelembung yang dihasilkan sedikit atau bahkan tidak menghasilkan gelembung sama
sekali. Hal ini di sebabkan cahaya yang diterima tidak banyak dan kadar CO2
yang diperlukan hanya sedikit.
2. Medium
air + soda kue
Pada
medium air yang ditambah dengan soda kue yang ditempatkan pada tempat terang.
Pada tempat yang terang menghasilkan jumlah gelembung yang sama yaitu hanya
menghasilkan yaitu 1 gelembung pada waktu 5 pertama, 5 menit kedua menghasilkan
1 gelembung, pada 5 menit ketiga tidak menghasilkan satu pun gelembung.
Jika
dibandingkan dengan menggunakan medium air saja, jumlah gelembung pada medium
air yang ditambahkan dengan soda kue seharusnya lebih banyak karena kandungan
zat terlarut seperti pada penambahan larutan air dingin dapat mempengaruhi proses fotosintesis
dimana zat tersebut dapat mempercepat reaksi fotosintesis. Akan tetapi dari
data yang diperoleh pada medium air yang ditambah dengan soda kue menghasilkan
gelembung yang lebih sedikit dari yang menggunakan medium air saja. Hal ini
terjadi kemungkinan karena disebabkan oleh faktor dari dalam, seperti kadar O2
yang tinggi yang menghambat terjadinya proses fotosintesis atau juga
kadar CO2 yang rendah serta soda kue yang larut kurang sempurna pada
air. Factor lain disebabkan karena cuaca pada saat itu mendung dengan suhu yang
cukup dingin.
3. Medium + air dingin
Pada
medium air yang ditambah dengan air dinginyang ditempatkan pada tempat terang.
Pada tempat yang terang menghasilkan jumlah gelembung yang sama yaitu hanya
menghasilkan yaitu 1 gelembung pada waktu 5 pertama, 5 menit kedua menghasilkan
4 gelembung, pada 5 menit ketiga menghasilkan 1 gelembung.
Jika dibandingkan dengan menggunakan
air saja, jumlah pada medium air yang di tambahkan air dingin lebih banyak
gelembungnya.
4.
Medium + air panas
Pada
medium air yang ditambah dengan air dinginyang ditempatkan pada tempat terang.
Pada tempat yang terang menghasilkan jumlah gelembung yang sama yaitu hanya
menghasilkan yaitu 2 gelembung pada waktu 5 pertama, 5 menit kedua menghasilkan
2 gelembung, pada 5 menit ketiga menghasilkan 1 gelembung.
Jika
dibandingkan dengan menggunakan air saja, jumlah pada medium air yang di
tambahkan air hangat lebih sedikit gelembungnya.
Gelembung - Gelembung
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Fotosintesis merupakan proses pembentukan oksigen dengan
bantuan energi berupa cahaya matahari.
2. Cahaya dan CO2 serta suhu disekitar sangat
memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukkan O2 pada proses
fotosintesis.
3. soda kue, air dingin, air hangat merupakan zat yang dapat
mempercepat laju
fotosintesis
sehingga dapat mempercepat proses fotosintesis.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis :
a.
Cahaya
b.
Oksigen
c.
Kadar air
d.
Konsentrasi Karbondioksida
e.
Kandungan klorofil dan
f.
Suhu
5.
Secara reaksi proses fotosintesis berlangsung sbagai berikut :
6CO2 + 6H2O
→ C6H12O6 +
6O2
praktikum ke-2
“FERMENTASI”
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,fermentasi
adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi
yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa
contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen.Akan tetapi
beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi
untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi
asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
B. Tujuan Penelitian
Memahami
peristiwa fermentasi dan menemukan hasilnya.
C.
RumusanMasalah
1. Bagaimanakah proses fermentasi alkohol?
2. Apa saja yang dihasilkan fermentasi alkohol?
D. BatasanMasalah
Kami hanya
membahas dan menganalisa hasil percobaan yang telah kami lakukan.
E. Hipotesis
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi
terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2
selanjutaya asam asetat diubah menjadi
alkohol.
F.
Variabel
a.
Variabel terikat : Banyak gelembung, suhu, bau dan perubahan warna
b.
Variabel bebas : PP, Glukosa,
Ca(OH)2
c.
Variabel Control
: Ragi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang
terjadi dalam keadaan ketidaktersediaan oksigen bebas.Asam piruvat yang merupakan
produk glikolisis jika dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas akan diubah
menjadi alkohol atau asam laktat.
Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada
atlet-atlet yang berlari jarah jauh dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan
kadar oksigen yang lebih banyak daripada yang diambil dari pernafasan. Dengan
kurangnya oksigen dalam tubuh, maka proses pembongkaran zat dilakukan dengan
cara anaerob, yang disebut dengan fermentasi. Fermentasi tidak harus selalu
dalam keadaan anaerob. Beberapa jenis mikroorganisme mampu melakukan fermentasi
dalam keadaan aerob.
B. Mikroba yang
BerperanDalam Proses Fermentasi
1.
Fermentasi Asam Asetat
Bakteri Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula pertama diketahui sebagai penghasil asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat ini bakeri Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetat karena kemampuanya mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat.
Bakteri Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula pertama diketahui sebagai penghasil asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat ini bakeri Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetat karena kemampuanya mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat.
2.
Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasa yang palingberperan dalam fermentasi ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini asam laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA.
Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasa yang palingberperan dalam fermentasi ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini asam laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA.
3.
Fermentasi Asam Sitrat
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger. Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum digunakan adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau pati menjadi asam sitrat melalui pengubahan pada TCA.
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger. Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum digunakan adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau pati menjadi asam sitrat melalui pengubahan pada TCA.
4.
Fermentasi Asam Glutamat
Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula pertama dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah mutan dari Corynebacterium glutamicu.
Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula pertama dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah mutan dari Corynebacterium glutamicu.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Fermentasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi untuk menghasilkan etanol
adalah: sumber karbon, gas
karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan oksigen.
Untuk
pertumbuhannya, yeast memerlukan energi yang berasal dari karbon. Gula adalah
substrat yang lebih disukai. Oleh karenanya konsentrasi gula sangat
mempengaruhi kuantitas alkohol yang dihasilkan.
Kandungan gas
karbondioksida sebesar 15 gram per liter (kira-kira 7,2atm) akan menyebabkan
terhentinya pertumbuhan yeast, tetapi tidak menghentikan fermentasi alkohol.
Pada tekanan lebih besar dari 30 atm, fermentasi alcohol baru terhenti sama
sekali.
1. pH
PH
dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap
mikroorganisme mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk
pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar
antara 4,0sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alcohol
akan berjalan dengan lambat.
2.
Nutrien
Dalam
pertumbuhannya mikroba memerlukan nutrient.Nutrien yang dibutuhkan digolongkan
menjadi dua yaitu nutrient makro dan nutrient mikro. Nutrien makro meliputi
unsur C, N, P, K. Unsur C didapat dari substrat
yang mengandung karbohidrat, unsur N didapat dari penambahan urea,
sedang unsur P dan K dari pupuk NPK. Unsur mikro meliputi vitamin dan
mineral-mineral lain yang disebut trace element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe,
Mn, Cu, Co, Bo, Zn, Mo, dan Al.
3.
Temperatur
Mikroorganisme
mempunyai temperature maksimal, optimal, dan minimal untuk pertumbuhannya.
Temperatur optimal untuk yeast berkisarantara 25-30ºC dan temperature maksimal
antara 35-47ºC. Beberapa jenis yeast dapat hidup pada suhu 0ºC. Temperatur
selama fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di samping temperature
mempunyai efek yang langsung terhadap pertumbuhan yeast juga mempengaruhi
komposisi produk akhir. Pada temperature yang terlalu tinggi akan menonaktifkan
yeast. Pada temperature yang terlalu rendah yeast akan menjadi tidak aktif.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim
katalase adalah metode eksperimen.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA
Negeri 1 Kota Mungkid
pada hari senin, 15 september 2014 pukul 09.00WIB.
Alat dan bahan :
No
|
Nama
alat / bahan
|
Jumlah
|
1
|
Termometer
|
2
buah
|
2
|
Neraca
|
1
unit
|
3
|
Gelas
kimia
|
1
buah
|
4
|
Silinder
ukur
|
1
buah
|
5
|
Erlenmeyer
|
4
buah
|
6
|
Pipet
tetes
|
1
buah
|
7
|
Spatula
|
1
buah
|
8
|
Selang
|
30
cm
|
9
|
Sumbet
karet 2 lubang
|
4
buah
|
10
|
Gula
merah / gula pasir
|
30
gram
|
11
|
Larutan
phenolphthalein
|
Secukupnya
|
12
|
Vaseline
|
Secukupnya
|
13
|
Akuades
|
300
ml
|
14
|
Ragi
roti
|
secukupnya
|
Langkah kerja :
- Buatlah
larutan gula 15% lalau masukan ke Erlenmeyer 100 ml (A) sebanyak 50 ml.
kemudian tambahkan ragi 5 gr.
- Isilah
Erlenmeyer B dengan akuades yang
berisi 3 tetes larutan phenolphthalein.
- Susunlah
alat-alat masukkan thermometer pada sumbat.
- Susunlah
1 set peralatan lain, tanpa
menggunakan ragi. Tandai masing-masing Erlenmeyer dengan C dan D.
- Diamkan
selama 15 menit, lalu amati perubahan yang terjadi pada Erlenmeyer pada ke
dua set alat.
Hasil pengamatan :
- Erlenmeyer
glukosa pake ragi roti (tabung A) dan Erlenmeyer aquades (tabung B)
Warna awal :
crem / coklat muda
Suhu awal :
3,0°c
Setelah
didiamkan selama 15 menit, warna dan suhu tetap. Tetapi larutannya berubah yang
tadinya 50 ml menjadi 150 ml.
- Erlenmeyer
glukosa tidak pake ragi roti (tabung C) dan Erlenmeyer aquades (tabung D).
Warna awal :
coklat
Suhu awal :
3,0°c
Setelah
didiamkan selama 15 menit, ternyata tidak terjadi perubahan apapun.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal yang dipengaruhi oleh pH, temperature
dan nutrient.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar